Friday, June 16, 2017

Midweek Devotion: "Roh Kudus: Allah Diam di Dalam Kita" - GI Natanael Pratama - 07062017

Roma 8:1-17

Apa maksudnya Roh diam dalam diri kita?



1. Roh memberikan kehidupan (Ayat 1-13)


Roh Kudus pasti memberikan kemerdekaan yang sejati. Maka kita harus hidup dipimpin oleh roh bukan karena daging. Roh kudus menjamin hidup kita milik Allah. Teruslah belajar mematikan dosa yang ada dalam diri kita. Ketika hidup seperti apa yang dimaui oleh Roh, kita akan hidup yang benar-benar hidup.

Galatia 5 : 24 – 6 : 2
(24) Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.(25) Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh,(26) dan janganlah kita gila hormat, janganlah kita saling menantang dan saling mendengki.(6:1) Saudara-saudara, kalaupun seorang kedapatan melakukan suatu pelanggaran, maka kamu yang rohani, harus memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut, sambil menjaga dirimu sendiri, supaya kamu juga jangan kena pencobaan.(6:2) Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus.
Kalau ada orang lain yang melakukan pelanggaran, maka pimpinlah ke jalan yg benar (ayat 2). Roh Kudus akan membuat kita bergerak, hidup dengan aktif, bukan pasif. Ketika melihat yang tidak benar, Roh akan memimpin kita dengan lemah lembut untuk menegur dan membawa mereka kepada kebenaran.



Efesus 4: 26 - 32
(26) Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu
(27) dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis.
(28) Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi, tetapi baiklah ia bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya sendiri, supaya ia dapat membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan.
(29) Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.
(30) Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.
(31) Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan.
(32) Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.


Hiduplah di dalam Roh. Inilah kehidupan yang menyukakan Roh:

- yang tadinya suka marah, padamkanlah amarahmu sebelum matahari terbenam dan jangan memberikan kesempatan kepada iblis
- yang tadinya mencuri, bekerja keras dengan tanganmu, dan saat mendapatkan hasilnya, memberkati orang lain
- yang tadinya tidak bisa mengendalikan mulut (berkata kotor, gosip), ganti dengan perkataan yang baik, yang membangun orang lain.


Ketika Roh memberi hidup yang memerdekan, maka hidup kita bisa menghidupkan orang lain karena Roh memberi hidup kepada kita. Roh itu aktif, kalau kita tidak melakukan, kita malah mematikan Roh Kudus.




2. Roh yang menjadikan kita anak Allah (Ayat 14-17)


Kita diadopsi menjadi anak-anak Allah. Kita adalah keturunan Abraham secara rohani. Yesus menyebut Allah sebagai Bapa. Kita dapat menyebut Allah, Bapa. Relasi yang begitu dekat seperti Ayah dan Anak, seperti Allah dengan Bapa. Dalam Kitab Roma dikatakan “Engkau bukan lagi hamba dosa, tetapi hamba kebenaran, terlebih kita disebut anak Bapa.”


Roma 8: 26-27
(26) Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.
(27) Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus.

Roh membantu kita berdoa ketika banyak keluhan dan penderitaan yang dialami selama kita menanti kedatangan Tuhan. Sama seperti peristiwa Yesus bergumul di Taman Getsemani. Ketika ada pergumulan yang begitu dalam dan terucap “biar kehendak Tuhan yang terjadi”, Roh Kudus membantu kita berdoa.


Yohanes 14 : 16 “Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, “

Roh Kudus menyertai kita supaya kita bisa mengalami Bapa yang sesungguhnya dalam Kristus.

Kalau Roh Kudus betul diam di dalam diri kita, hiduplah seturut dengan apa yang Dia mau, di situlah kemerdekaan hidup yang sejati. Kalau Roh Kudus diam di dalam diri kita, maka sampai Tuhan memanggil kita, kita bisa berelasi dekat dengan Bapa dan sampai pada waktunya Dia akan mewariskan kepada kita kekayaan surga yang tidak bisa diambil ngengat dan karat.



Pertanyaannya apakah hidup kita dekat kepada Bapa? Mari terus mendekat dan membiarkan hidup kita dipimpin oleh Roh.

Thursday, June 15, 2017

Sunday Service: “The Power of Pentacost” - Pdt Jeffrey Siauw – 04062017




Bacaan Alkitab: Kisah Para Rasul 4: 23 – 31
(23) Sesudah dilepaskan pergilah Petrus dan Yohanes kepada teman-teman mereka, lalu mereka menceriterakan segala sesuatu yang dikatakan imam-imam kepala dan tua-tua kepada mereka.
(24) Ketika teman-teman mereka mendengar hal itu, berserulah mereka bersama-sama kepada Allah, katanya: "Ya Tuhan, Engkaulah yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya.
(25) Dan oleh Roh Kudus dengan perantaraan hamba-Mu Daud, bapa kami, Engkau telah berfirman: Mengapa rusuh bangsa-bangsa, mengapa suku-suku bangsa mereka-reka perkara yang sia-sia?
(26) Raja-raja dunia bersiap-siap dan para pembesar berkumpul untuk melawan Tuhan dan Yang Diurapi-Nya.
(27) Sebab sesungguhnya telah berkumpul di dalam kota ini Herodes dan Pontius Pilatus beserta bangsa-bangsa dan suku-suku bangsa Israel melawan Yesus, Hamba-Mu yang kudus, yang Engkau urapi,
(28) untuk melaksanakan segala sesuatu yang telah Engkau tentukan dari semula oleh kuasa dan kehendak-Mu.
(29) Dan sekarang, ya Tuhan, lihatlah bagaimana mereka mengancam kami dan berikanlah kepada hamba-hamba-Mu keberanian untuk memberitakan firman-Mu.
(30) Ulurkanlah tangan-Mu untuk menyembuhkan orang, dan adakanlah tanda-tanda dan mujizat-mujizat oleh nama Yesus, Hamba-Mu yang kudus."
(31) Dan ketika mereka sedang berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani.


Pentakosta:
Makna bagi orang Yahudi: Hari Raya 50 hari setelah musim menuai
Makna bagi orang Kristen: 50 hari setelah Yesus bangkit (Yesus bangkit tepat pada musim menuai)

Allah memilih hari yang ramai itu untuk mencurahkan Roh Kudus.
Yesus bilang ke para murid untuk tidak memberitakan Injil dulu, menunggu Roh Kudus dicurahkan atas mereka terlebih dahulu.
KeKristenan dimulai saat Pentakosta


Apakah Pentakosta relevan dengan jaman sekarang?
Apakah teladan hidup jemaat mula-mula (berkumpul, belajar Firman, bersaksi) harus kita ikuti di jaman ini?
Pentakosta masih relevan dan cara hidup jemaat mula-mula harus kita ikuti


Kisah Para Rasul 4 : 23 – 31 merupakan doa jemaat yang masih relevan dengan saat ini. Doa dan jawaban doa yang mereka harapkan masih relevan dengan jaman ini.


  1. Situasi yang membuat mereka berdoa
    Ayat 23: Petrus dan Yohanes baru keluar dari penjara. Pada ayat yang ke 18 “Dan setelah keduanya disuruh masuk, mereka diperintahkan, supaya sama sekali jangan berbicara atau mengajar lagi dalam nama Yesus. “, mereka diancam untuk tidak lagi berbicara dan mengajar dalam nama Yesus. Satu minggu kemudian, Stefanus dibunuh. Oleh karena itu mereka berdoa kepada Tuhan. Mereka sadar akan hati mereka yang takut, takut lari dari panggilan Tuhan. Oleh karena itu, mereka meminta keberanian dari Tuhan.
    Saat ini orang Kristen juga masih mengalami penganiayaan. Saat ini di saat kita sedang beribadah, 50-70 ribu orang sedang disiksa di Korea Utara. Di US, orang tua yang tidak setuju anak mereka transgender, anak tersebut akan diambil dari orang tuanya. Kasus Pak Ahok merupakan WAKE UP CALL >> BANGUN !!
    Seringkali kita hanya pelayanan ke dalam saja, banyak habisin waktu di gereja saja dan penginjilan menjadi semakin sempit. Kita egois. Seharusnya kita ke luar, beritakan Firman!


  1. Siapa yang berdoa?
    Siapa teman-teman Petrus dan Yohanes? Teman-teman dalam bahasa Inggris disebutkan “their own”, bukan hanya para Rasul, tetapi juga jemaat biasa, keluarga mereka. John Piper mengatakan tidak perlu menjadi Rasul untuk memberitakan Firman.



  2. Isi doa : Ayat 24 – 30
    Dari 7 ayat, 5 ayat berisi tentang siapa Tuhan.
    - Ayat 24 – 28 disebutkan siapa Tuhan. Ketika berdoa, kita perlu menyebutkan siapa Allah supaya kita sadar, siapa Allah dan apa yang Allah lakukan. Dia hal yang dikatakan tentang Tuhan:
    a. Ayat 24 “Ya Tuhan, Engkaulah yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya. “ Tuhan menciptakan semua orang termasuk imam kepada, orang Farisi, dan lain-lain. Tuhan sanggup meremukkan. Ada kesadaran akan siapa Allah dan siapa manusia.
    b. Ayat 25 – 28 “Dan oleh Roh Kudus dengan perantaraan hamba-Mu Daud, bapa kami, Engkau telah berfirman: Mengapa rusuh bangsa-bangsa, mengapa suku-suku bangsa mereka-reka perkara yang sia-sia? Raja-raja dunia bersiap-siap dan para pembesar berkumpul untuk melawan Tuhan dan Yang Diurapi-Nya. Sebab sesungguhnya telah berkumpul di dalam kota ini Herodes dan Pontius Pilatus beserta bangsa-bangsa dan suku-suku bangsa Israel melawan Yesus, Hamba-Mu yang kudus, yang Engkau urapi, untuk melaksanakan segala sesuatu yang telah Engkau tentukan dari semula oleh kuasa dan kehendak-Mu. “
    Tuhan dapat menggagalkan apapun. Dalam Mazmur 2 : 4 Tuhan tertawa melihat tingkah mereka yang mau melawan Tuhan. Tuhan sudah menentukan dari semula oleh kuasa dan kehendak Tuhan, sama seperti peristiwa Yesus disalib, orang-orang mereka-rekakan yang jahat, tetapi Tuhan memakainya untuk kebaikan,
    *Mengapa kita tidak percaya kepada Allah?
    - Mereka meminta kekuatan untuk memberitakan Firman dan Tuhan mengulurkan tanganNya untuk menyembuhkan orang.
    Mukjizat dipakai Allah sebagai pernyataan kuasa Allah untuk mendampingi / meneguhkan Firman. Kuasa Allah untuk menyelamatkan adalah melalui Firman-Nya. Orang percaya bukan karena mukjizat, tetapi karena Firman, karena Injil yang diberitakan. Pada orang yang keras, Tuhan memberikan tanda dan mukjijat baru memberitakan Firman. Mengapa? Bukan untuk memuaskan hasrat orang banyak untuk disembuhkan, tetapi supaya nama Yesus ditinggikan dan diberitakan.



  3. Jawaban Doa
    (31) Dan ketika mereka sedang berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani.

    Jawaban doa mereka mirip dengan momen Pentakosta :
    - Mereka berdoa ketika Roh Kudus memberikan jawaban yang luar biasa
    - Mereka semua penuh dengan Roh Kudus
    - Goyanglah tempat mereka berkumpul
    - Memberitakan Firman dengan berani
    * Ada demonstrasi kuasa Allah pada keempat point di atas. Bandingkan dengan momen Pentakosta di Kisah Para Rasul 2


Pentakosta bukan hanya satu kali untuk selamanya. Gereja butuh hal ini lagi, dan lagi, dan lagi, dan lagi. Minta kekuatan kepada Tuhan untuk bertahan.


Midweek Devotion: "Christian Faith: Walk By Faith Not By Sight" - Pdt Budhiono Lie - 14062017


Bacaan Alkitab: Ibrani 11:1 – 3
(1) Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.
(2) Sebab oleh imanlah telah diberikan kesaksian kepada nenek moyang kita.
(3) Karena iman kita mengerti, bahwa alam semesta telah dijadikan oleh firman Allah, sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat.





Mengapa banyak orang Kristen menjadi kecewa dan meninggalkan gereja dan Tuhan?
Tidak tahan penderitaan
Pasal 10: Pokok permasalahannya adalah penderitaan yang terus menerus. Di awal mengalami penderitaan, mereka dapat bersukacita, tapi ini terus menerus.
Pasal 11: Penulis kitab Ibrani memakai teladan iman dari tokoh-tokoh Perjanjian Lama
Pasal 12: Penilis kitab Ibrani memakai teladan iman dari Kristus yang mengalami penderitaan dan menjelaskan arti dari kasih Bapa.




Iman bagaimana yang dipunyai oleh tokoh-tokoh Perjanjian Lama?
  1. Iman adalah dasar (hypostasis) dari segala yang kita harapkan
    - Ibrani 1: 3a “Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud (hakekat) Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan.
    Kata “gambar wujud” menggunakan kata hypostasis. Iman berarti gambar wujud (hakekat).

    - Ibrani 3: 14 “Karena kita telah beroleh bagian di dalam Kristus, asal saja kita teguh berpegang sampai kepada akhirnya pada keyakinan iman kita yang semula
    Kata “keyakinan” menggunakan kata hypostasis. Iman berarti keyakinan.


    1. Iman sebagai realitas yang paling fundamental / dasar (LAI)

    Tanpa iman, kita tidak mungkin punya pengharapan. Dasar dari iman merupakan pengharapan akan janji Allah (Firman Allah) kepada umat-Nya. Realitas yang fundamental ini bukan didasarkan pada pengalaman, tetapi pada pengharapan yaitu janji-janji Allah melalui Firman-Nya
    Ibrani 11: 3 “Karena iman kita mengerti, bahwa alam semesta telah dijadikan oleh firman Allah, sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat.
    Kita bukan menafsirkan Alkitab dengan pengalaman kita, justru Alkitab yang menafsirkan pengalaman kita. Kalau kita menafsirkan Alkitab dengan pengalaman kita, jika ada yang tidak sesuai dengan tafsiran kita, iman kita menjadi goncang. Contohnya: ketika Tuhan mengabulkan doa kita, kita menafsirkan “ketuklah maka pintu akan dibukakan” bahwa Tuhan pasti akan mengabulkan doa kita. Ketika Tuhan menjawab “tida”, iman kita jadi goncang.

    2. Iman sebagai keyakinan = penyerahan diri (totalitas berserah kepada Tuhan)

    Contoh: Abraham yang disuruh Allah untuk pergi, dengan totalitas dia ikut apa maunya Tuhan. Nuh disuruh Allah untuk membuat bahtera, dengan totalitas dia membuat bahtera itu walau orang-orang menganggap dia gila. Terkadang keinginan kita adalah Tuhan ikut apa maunya kita bukan kita yang ikut maunya Tuhan. Waktu Yesus khotbah di bukit dan 5000 orang datang dan dikasih makan. Yang mereka cari adalah supaya Tuhan mengabulkan apa yang mereka mau >> makan.



  2. Dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat
    1. Segala sesuatu yang tidak kita lihat : hal-hal yang bersifat rohani : Allah bekerja dengan cara yang misterius
    (Kata“Alam semesta” dalam Ibrani 11:3 menggunakan kata “ainos” bukan “cosmos” yang berarti jaman dijadikan oleh Firman Allah/Allah yang tidak kelihatan atau alam semesta diciptakan Allah dari tidak ada menjadi ada >> yang terlihat dari yang tidak terlihat). Dalam setiap tokoh Perjanjian Lama, Allah bekerja dengan cara yang unik. Ada anak Tuhan yang hidup baik, tapi ada juga yang hidupnya tidak baik.

    Roma 8 : 28 “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.

    2. Segala sesuatu yang tidak kita lihat : Penciptaan : Allah yang mengontrol segala sesuatu.
    Bukan berarti iman para tokoh Perjanjian Lama itu sesuatu yang tidak masuk akal, tetapi melampaui akal (pakai cara Allah). Mereka tidak mengalami janji Tuhan tetapi mereka tetap setia. Kita tidak bisa melihat cara Allah, tapi kita bisa terus percaya pada janji Allah.





Selama ini kita menjadi orang Kristen, apakah kita sungguh orang yang beriman?

Apakah kita sungguh-sungguh berserah kepada Tuhan dan mau ikut Tuhan?

Monday, June 12, 2017

Sunday Service: "Membaca Firman: Merusak atau Membangun Jiwa?" - GI Yuzo Adhinarta - 11062017

Yohanes 5 : 37 – 42
(37) Bapa yang mengutus Aku, Dialah yang bersaksi tentang Aku. Kamu tidak pernah mendengar suara-Nya, rupa-Nyapun tidak pernah kamu lihat,
(38) dan firman-Nya tidak menetap di dalam dirimu, sebab kamu tidak percaya kepada Dia yang diutus-Nya.
(39) Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku,
(40) namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu.
(41) Aku tidak memerlukan hormat dari manusia.
(42) Tetapi tentang kamu, memang Aku tahu bahwa di dalam hatimu kamu tidak mempunyai kasih akan Allah.


Dalam Injil Yohanes 5, Yesus menegur orang-orang yang menyelidiki Alkitab tapi Firman tidak menetap dalam hati, tidak percaya pada Yang Diutus-Nya, tidak mau datang kepada Yesus, dan hanya untuk memperoleh hidup kekal. Hanya melalui Yesus, kita dapat bertemu dengan Bapa. Dalam setiap bagian Alkitab menyatakan tentang Kristus.



Apa jadinya jika kita membaca Alkitab tetapi tidak mencintai Tuhan?

Tuhan mengasihi kita secara luar biasa. Kalau kita tidak percaya dan mencintai Tuhan, kita akan mudah jatuh dalam ajaran sesat. Inilah cara membaca Alkitab yang merusak, dengan mebaca tanpa cinta Tuhan dan tidak menjadi pelaku Firman. Semakin lama justru kita semakin jauh dari Firman, menjadi jauh dari Tuhan seperti orang Farisi, yang ditegur Yesus dalam Yohanes 5.


Lukas 8 : 11 – 15
(11) Inilah arti perumpamaan itu: Benih itu ialah firman Allah.
(12) Yang jatuh di pinggir jalan itu ialah orang yang telah mendengarnya; kemudian datanglah Iblis lalu mengambil firman itu dari dalam hati mereka, supaya mereka jangan percaya dan diselamatkan. (13) Yang jatuh di tanah yang berbatu-batu itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menerimanya dengan gembira, tetapi mereka itu tidak berakar, mereka percaya sebentar saja dan dalam masa pencobaan mereka murtad.
(14) Yang jatuh dalam semak duri ialah orang yang telah mendengar firman itu, dan dalam pertumbuhan selanjutnya mereka terhimpit oleh kekuatiran dan kekayaan dan kenikmatan hidup, sehingga mereka tidak menghasilkan buah yang matang.
(15) Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan."


Dalam Injil Lukas diterangkan banyak orang bisa mendengar / membaca Firman tetapi berbeda cara membaca Firman:

  1. Ayat 12 : jatuh di pinggir jalan
    Mereka mendengar Firman tetapi tidak menyimpan Firman itu sehingga mudah untuk dilupakan dan dengan mudah dapat diambil oleh Iblis.
  2. Ayat 13: jatuh di tanah berbatu
    Mereka mendengar Firman, menerima Firman dengan gembira tetapi tidak berakar. Tanah berbatu melambangkan kerasnya hati mereka. Mereka tidak mengizinkan Firman itu tembus dalam hati dan berakar. Orang-orang seperti ini mungkin sudah menghafal Alkitab dan Iblis sulit mengambil memori itu dari mereka tetapi waktu Firman itu mau menembus hati, tidak bisa karena hati yang keras tersebut. Firman itu hanya diizinkan ada ti tempat-tempat tertentu dan tidak diizinkan masuk ke dalam area yang keras. Mereka hanya percaya sebentar dan ketika ada cobaan, mereka menjadi murtad. Firman itu tidak menjadi bagian hidup mereka.
  3. Ayat 14: jatuh dalam semak duri
    Mereka mendengar Firman, sempat berakar dan bertumbuh tetapi kurang baik karena lebih mengizinkan semak duri menghimpit pertumbuhan benih Firman itu. Mereka sempat menikmati Firman Tuhan tetapi tidak aktif mematikan dosa (semak duri). Contoh: kekuatiran. Kekuatiran meniadakan iman kepada Tuhan. Kuatir dapat membuat mereka beralih dari Tuhan kepada hantu (dukun). Seperti halnya orang yang sakit kemudian mencari dukun untuk kesembuhan, orang yang terus korupsi, orang yang tidak mau menolong orang lain. Mereka mau mengikut Tuhan asal hidup aman dan nyaman. Dengan iman, benih Firman akan tertancap / melekat pada hati. Sekalipun point ini lebih baik dari point 1 dan 2, tetapi mereka menghasilkan buah yang tidak enak / tidak matang. Semua orang dapat membaca Firman tetapi hasilnya berbeda.
  4. Ayat 15: jatuh di tanah yang baik
    Mereka yang mendengar Firman, menyimpan dalam hati yang baik, dan mengeluarkan buah dalam ketekunan.

    - Hati yang baik

    Dalam Alkitab bahasa Indonesia hanya digunakan kata”hati yang baik” saja. Dalam bahasa Yunani digunakan kata kalos et agathos yang berarti “hati yang baik dan elok / bagus.” Kalau dari kata “baik dan elok” hanya muncul satu maka dengan mudah akan mengeri maknanya. Tetapi kalau muncul keduanya, maka menjadi spesial (punya karakter spesial dalam hatinya).
    Dalam Yohanes 14: 15, 21
    (15) "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.
    (21) Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Akupun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya."
    Melalu Injil Yohanes 14 ini dijelaskan dengan menuruti perintah Tuhan, memegang perintah Tuhan dan melakukan Firman, itulah hati yang mengasihi Tuhan. Hati yang mengasihi Tuhan sangat diperlukan dalam membaca Firman. Dalam ayat 21 dikatakan bahwa Allah akan menyatakan diri depada orang yang mengasihi-Nya. Mereka akan lebih kenal siapa Allah. Kasih kepada Allah itu ANUGERAH. Roh Kudus yang mengubahkan kita. Semakin kita sadar orang tua mengasihi kita, kita akan mengasihi mereka.


    - Menyimpan Firman

    Dalam Lukas 8, Mazmur 1 dikatakan yang kesukaannya taurat Tuhan, merenungkannya siang dan malam. Dengan ini, Firman akan menjadi bagian hidup kita. Dengan merenungkannya siang dan malam, kita akan terus memikirkan bagaimana kita menjadi pelaku Firman itu setiap hari. Ada survey yang mengatakan jika hanya mendengar saja, akan 20% ingat; mendengar dan mencatat, akan 50 % ingat; mendengar, mencatat, dan merenungkan, akan 80% ingat.
    Jadikan diri sebagai tanah yang siap untuk belajar Firman lebih dalam sehingga Firman itu dapat leluasa bertumbuh.
    Kolose 3:16
    (16) Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu.
    Ilustrasi: Ada tamu yang datang ke rumah, tetapi sang pemilik rumah memberikan banyak aturan kepada si tamu. Tamu akan menjadi tidak betah. Si pemilik rumah merupakan tuan rumah yang baik dan tidak ada tamu yang mau datang lagi.

    Bagaimana kita menyambut Firman itu dalam hati kita? Adakah tempat untuk Firman?

    - Mengeluarkan buah dalam ketekunan

    Kita dipanggil untuk menghasilkan buah. Kita tidak bisa malas-malasan, harus kerja keras. Seperti perumpamaan tentak tuan yang mempercayakan 5, 2, dan 1 talenta kepada hambaNya. Yang diberikan 1 talenta, dia bermalas-malasan dengan hanya menggali dan menyimpan talenta itu. Yang diberikan 1 talenta itu tidak punya hati yang baik dan elok. (1 talenta = 30 kg emas)


Kita harus berubah dengan kuasa Roh Kudus. Tuhan ingin membentuk kita dan memakai kita menjadi garam dan terang dunia.










Sunday, May 28, 2017

Sunday Service: "Wake Up Call" - Pdt. Jeffrey Siauw - 28052017

Bacaan Alkitab: Hagai 1 : 1-11


Hagai 1 : 1 – 4
(1) Pada tahun yang kedua zaman raja Darius, dalam bulan yang keenam, pada hari pertama bulan itu, datanglah firman TUHAN dengan perantaraan nabi Hagai kepada Zerubabel bin Sealtiel, bupati Yehuda, dan kepada Yosua bin Yozadak, imam besar, bunyinya:
(2) "Beginilah firman TUHAN semesta alam: Bangsa ini berkata: Sekarang belum tiba waktunya untuk membangun kembali rumah TUHAN!"
(3) Maka datanglah firman TUHAN dengan perantaraan nabi Hagai, bunyinya:
(4) "Apakah sudah tiba waktunya bagi kamu untuk mendiami rumah-rumahmu yang dipapani dengan baik, sedang Rumah ini tetap menjadi reruntuhan?

Latar belakang:

- Nabi Hagai, dalam penulisannya mencantumkan waktu sehingga pembaca mengetahui kapan terjadinya. Pada ayat 1 diberitahukan waktunya adalah tahun ke-2 zaman raja Darius, kurang lebih itu adalah 15 tahun setelah bangsa Israel kembali dari pembuangan.
- Latar belakang kondisi saat itu, beberapa waktu yang lalu Babel datang untuk menghancurkan Bait Suci. Dan setelah Bangsa Israel keluar dari pembuangan, Tuhan memerintahkan kepada Bangsa Israel untuk membangun kembali Bait Suci. Mengapa Allah menghendaki bangsa Israel untuk membangun Bait Suci? Karena Allah memilih untuk berdiam di tengah umat-Nya, Dia mau berelasi dengan umat-Nya, Allah rindu hadir di tengah-tengah umat-Nya.
- Bait Suci yang ada saat itu merupakan reruntuhan.
- Di Kitab Ezra dikatakan bangsa Israel hendak membangun kembali Bait Suci namun tertunda sampai 15 tahun.
- Secara perlahan, misi bangsa Israel bergeser dari misi yang Allah tetapkan untuk membangun Bait Suci. Secara perlahan mereka mulai merasa wajar dan terbiasa untuk beribadah di reruntuhan Bait Suci. Sama halnya dengna dunia saat ini, dunia terus menarik kita (secara perlahan) jauh dari Tuhan sampai akhirnya membuat indera rohani kita tumpul dan menjauhkan kita dari misi yang Allah tetapkan dalam hidup kita.

Cuplikan dari film “The Lighting Thief” menggambarkan:

Ada tiga karakter (salah satunya Percy Jackson) di sebuah kasino di Las Vegas. Para pramusaji menawarkan snack “lotus flower”. Ketiga orang tersebut awalnya ragu dan akhirnya mengambil “lotus flower” tersebut dan memakannya. Setelah memakannya, seperti ada kenikmatan dan perubahan cara pandang setelah memakan “lotus flower” tersebut. Mereka terus mengambil dan memakan lotus flower yang terus ditawarkan oleh pramusaji, mereka menari, main judi, sampai lupa diri. Waktu itu ada suara yang berbicara pada Percy mengatakan untuk dia stop memakan “lotus flower” tersebut , lihat sekeliling, bangun dan sadar. Percy mulai mengatakan tidak terhadap “lotus flower” yang ditawarkan. Dia melihat sekeliling dan dia mendatangi 1 orang yang masih mengira bahwa itu adalah tahun 1970-an. Percy mulai sadar dan terus menolak “lotus flower” yang ditawarkan.

Pertanyaan:
1. Apa misi yang Allah tetapkan dalam hidupmu?
2. Apa “lotus flower” dalam dirimu? Kompromi apa yang terus kita jalani atas dosa kita?

Lotus Flower” menggambarkan sesuatu yang enak tapi salah. Contohnya seperti menikmati relasi dengan lawan jenis padahal itu salah, menikmati setiap pujian, menikmati pronografi, kesenangan hidup (makan-makan, jalan-jalan), dan lain-lain. “Lotus flower” ini membuat kita lupa akan misi yang Tuhan tetapkan dalam diri kita.


Point:
1. (2) "Beginilah firman TUHAN semesta alam: Bangsa ini berkata: Sekarang belum tiba waktunya untuk membangun kembali rumah TUHAN!"
Pada ayat ke-2 dikatakan bahwa menurut akal bangsa Israel, belum waktunya untuk membangun kembali Bait Suci. Padalah Bait Suci adalah PRIORITAS Allah. Mereka tidak percaya kepada Allah bahwa Allah dapat menolong mereka.
Sama halnya dengan kita yang kompromi akan dosa / terus menikmati “lotus flower” kita. Kita tidak percaya bahwa Allah mampu menolong kita. Kita tidak lagi minta kuasa kepada Allah untuk mematahkan dosa lagi.
2. (4) "Apakah sudah tiba waktunya bagi kamu untuk mendiami rumah-rumahmu yang dipapani dengan baik, sedang Rumah ini tetap menjadi reruntuhan?
Hati yang terbagi dua. Pada ayat ke-4 disebut “dipapani dengan baik” berarti kondisi rumah itu sudah sangat baik. Bangsa Israel datang ke Bait Allah yang runtuh, tapi rumah mereka dipapani dengan baik, sama halnya seperti berkata “Engkau adalah Rajaku,” tetapi kenyataannya yang bertahta dalam hati kita adalah diri kita sendiri. Sama halnya dengan Allah dan Mamon, kita tidak bisa mengikuti keduanya secara bersamaan, seperti istilah “berdiri di atas dua perahu.” Semakin lama kita akan ditarik menjauh dari Allah.



Hagai 1 : 5 – 11

Point:
1. (6) Kamu menabur banyak, tetapi membawa pulang hasil sedikit; kamu makan, tetapi tidak sampai kenyang; kamu minum, tetapi tidak sampai puas; kamu berpakaian, tetapi badanmu tidak sampai panas; dan orang yang bekerja untuk upah, ia bekerja untuk upah yang ditaruh dalam pundi-pundi yang berlobang!”
(7) Beginilah firman TUHAN semesta alam: Perhatikanlah keadaanmu!
Pada ayat yang ke-6, Tuhan sengaja memberikan kondisi yang tidak nyaman untuk membangunkan Bangsa Israel. Wake up call from The Lord. Apa yang Tuhan tetapkan dalam diri kita?
2. (8) Jadi naiklah ke gunung, bawalah kayu dan bangunlah Rumah itu; maka Aku akan berkenan kepadanya dan akan menyatakan kemuliaan-Ku di situ, firman TUHAN.
Lakukan! Setelah kita memperhatikan keadaan kita, lakukan misi yang Allah tetapkan dalam diri kita.

Teladan:


Yesus Kristus: Yesus fokus pada misi Allah dan menolat setiap “lotus flower” yang Iblis tawarkan.

Kiranya setiap kita disadarkan akan misi yang sudah Allah tetapkan dalam diri setiap kita dan Tuhan yang mampukan untuk kita melalukan misi Allah tersebut.


Pujian "A Pure Heart", semoga menjadi doa dan kerinduan kita untuk punya hati yang murni yang mau terus ikut Tuhan.
Link: https://www.youtube.com/watch?v=vwWjg_HeMso
 

Lirik: 
A Pure Heart
Chorus

A pure heart, that's what I long for
A heart that follows hard after Thee
A pure heart, that's what I long for
A heart that follows hard after Thee


Verse
A heart that hides Your Word
So that sin will not come in
A heart that's undivided
But one You rule and reign
A heart that beats compassion
That pleases You, my Lord
A sweet aroma of worship
That rises to Your throne

Thursday, February 2, 2017

Sunday Service: "Mari Ikutlah Aku!" - Pdt. Yakub Susabda - 15012017

Markus 1:16-20
"Ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat Simon dan Andreas, saudara Simon. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan. Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." Lalu merekapun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia. Dan setelah Yesus meneruskan perjalanan-Nya sedikit lagi, dilihat-Nya Yakobus, anak Zebedeus, dan Yohanes, saudaranya, sedang membereskan jala di dalam perahu. Yesus segera memanggil mereka dan mereka meninggalkan ayahnya, Zebedeus, di dalam perahu bersama orang-orang upahannya lalu mengikuti Dia."

Pada saat kita memikirkan kata-kata "Come, and follow me", ini adalah kata-kata Tuhan yang diucapkan kepada Petrus, Andreas, Yakobus, Yohanes, dan mereka langsung mengikut Yesus. Dan nantinya kepada Matius si pemungut cukai yang juga langsung mengikutNya. 


Pertanyaannya adalah apakah Yesus mengatakan hal yang sama kepada Yudas Iskariot?

Apa sebetulnya makna dari undangan atau tawaran Yesus? 
Ketika memikirkan tentang tawaran Yesus, kita perlu melihat siapakah Dia yang menawarkan? 

Dengan mudah kita dapat menjawab Dia Yesus, Anak Allah. Tapi kita harus mengerti Tuhan adalah Allah yang maha adil dan kita sebagai manusia berdosa sudah sepatutnya kita binasa. Namun Tuhan juga adalah Allah yang penuh kasih dan Dia tahu manusia tidak mampu menerima hukuman dosa, sehingga Dia memberikan DiriNya sendiri. Allah tidak mempunyai anak, Anak adalah istilah Kuasa Allah yang pertama kali keluar dari Diri Allah, "The Firstborn of God", yang diperanakan.


Kolose 1:15

"Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan,"

Dengan Firman Tuhan menciptakan langit dan bumi, dan dengan kuasa yang seperti itulah Tuhan berinkarnasi menjadi manusia, untuk mengambil posisi kita yang berdosa dan harus menerima hukuman Allah. Di dalam Filipi 2 ditulis bahwa Yesus inkarnasi daripada Firman harus menjadi manusia sejati. Demikian juga disebutkan dalam Ibrani 4, Dia seperti kita harus melewati segala macam pencobaan sebagai manusia yang bisa gagal, tapi  Dia setia sampai mati. Maka Allah membangkitkan dan mengangkat Dia sebagai Tuhan dan Raja di atas segala raja. Tuhan seperti inilah yang berhak mengatakan "Come, and follow me".


Apakah betul semua yang dikatakan Yesus sebagai Tuhan pasti dituruti manusia? 


Yesaya 55:11

"Demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya."
> Bila sesuai dengan firman tersebut maka seharusnya pasti berhasil, namun apakah demikian? Apakah kasih Tuhan yang hadir didalam hidup kita itu efektif dalam mendapatkan kita untuk mengikut Dia? Dan jawaban ini harus kita lihat dari beberapa sudut. 

1.  Ajakan Yesus untuk mengikut Dia diberikan kepada siapa saja? Kita percaya keselamatan itu 100% anugerah. Tetapi siapa yang benar-benar bisa tahu kalau dirinya mendapat anugerah tersebut? Tertulis di dalam 1 Timotius 2 (ayat 4) dan 2 Petrus 3 (ayat 9), Allah mengatakan bahwa Dia menginginkan SEMUA orang diselamatkan, karena Allah penuh kasih. Allah yang beranugerah menginginkan semua selamat dan kita harus menemukan titik temunya agar tidak salah tafsir. 


Dalam Matius 19 ada seorang muda yang sangat baik moral dan spiritualnya yang merindukan jaminan keselamatan. Yesus sangat mengasihi pemuda itu dan memberi tahu Yesus apa yang harus dilakukan sang pemuda agar bisa sampai kepada titik temu tersebut, tetapi pemuda itu tidak dapat meninggalkan hartanya dan pergi. Dalam konteks inilah Yesus memberikan konklusi bahwa alangkah sulitnya orang kaya masuk ke dalam Kerajaan Surga. Dengan kekuatan kita sendiri akan mustahil, tapi tidak bagi Allah. Pemuda itu tidak dapat melihat permintaan Tuhan melalui sudut pandang Allah dengan rendah hati, bahwa keselamatan itu adalah anugerah, dan dia sebetulnya hanya butuh memohon belas kasihan pertolongan Tuhan.


Respon iman kita terbagi menjadi 7 fase:



  • Primal or Undifferentiated Faith (0) - iman yang tidak mengerti apa yang di-imani.
  • Intuitive-Projective Faith (1) - iman yang didasari oleh gambaran masa kecil dan dibiasakan perasaan senang seseorang dalam sebuah lingkungan (contoh: ke gereja karena orang tua/teman/pasangan), bukan untuk Tuhan.
  • Mythic-Literal Faith (2) - tujuannya hanya meminta-minta agar keinginannya dituruti. Isi doanya tidak ada keinginan mengenal Allah. Tidak peduli siapa itu Tuhan yang penting berkatNya.
  • Synthetic-Conventional Faith (3) - bisa melafalkan apa yang diajarkan pendeta namun hanya mengikuti saja.
  • Individuative-Reflective Faith (4) - iman ketika kita mulai dewasa dan tidak lagi dapat mentolerir perbedaan pandangan dari fase ke-3. Kita mulai menentukan kepercayaan kita pribadi.
  • Conjunctive Faith (5) - adanya keterbukaan yang rendah hati pada interpretasi orang lain walaupun tetap teguh pada pandangan sendiri dengan percaya diri, sehingga sadar bahwa kebenaran memiliki multidimensi.
  • Universalizing Faith (6) - ini sangat jarang terjadi dan biasanya terjadi pada orang-orang tua yang sudah melewati batas diri dan menemukan kesederhanaan dari sisi lain kerumitan. Iman ini ada pada seseorang yang sudah menemukan jati dirinya ketika dia sudah memperbesar 'lingkar'nya dalam mencari kebenaran. 

Fase Iman 0-3 dapat ditemukan dalam Lukas 9. Dan di saat itu ada orang-orang yang berkata akan mengikut Yesus kemana saja Dia pergi (ayat 57-62). Yesus menghadapkan orang tersebut dengan realita kendala-kendala dalam mengikut Yesus dan Yesus tahu apa yang sebenarnya ada di dalam hati mereka. Memang jawaban Yesus pada respon mereka sangat frontal dan aneh namun Yesus mencari orang yang ingin mengikut Dia dengan sungguh-sungguh untuk mengenal Dia. Berhati-hatilah sebab iman kita lah yang ingin dilihat Kristus ketika kita mengikut Dia.

2.  Kata-kata Yesus untuk mengikut Dia sebenarnya ditujukan kepada orang-orang yang betul-betul sudah mengerti, mencari, ingin mengenal Tuhan, menyelidiki FirmanNya on a personal level. Yesus mengundang orang-orang yang ingin membangun relasi denganNya secara intim. Yesus mengundang orang-orang yang sudah percaya yang ditempatkan di tengah dunia karena ingin memberikan mereka misi tertentu yaitu sebagai demonstrasi kemenangan Salib Kristus yang sudah hadir di dalam hidup mereka (Yohanes 17).

Kita harus mengerti tujuan Allah akan kehidupan kita karena dalam segala aspek kehidupan Kristus telah berjanji akan bersama-sama kita dan melengkapi kita dengan Firman-Nya. Our life is about discipleship and making His name known. Kita adalah partner Kristus dalam semua pekerjaan kita. 

Dengan mengenal Yesus secara pribadi kita akan dihadapkan realita-realita kehidupan Kristen yang tidak mudah dan terkadang tidak masuk akal karena Tuhan akan menguji iman kita. Tuhan akan menjadikan kita visioner. Dia akan hadir dan memberi kuasa dan kekuatan kepada kita apabila kita tetap setia didalam menghadapi macam-macam perbuatan Tuhan yang tidak masuk akal di dalam dunia ini.  Lihat Yohanes 6:60-71, banyak orang-orang yang kemudian meninggalkan Yesus karena realita ajaranNya yang keras. 

Efesus 5:16
"dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat."
> Jangan berpikir segala sesuatu (buruk) yang terjadi dalam kehidupan kita yang singkat disutradarai oleh Tuhan. Sesuatu bisa terjadi karena kehendak Tuhan atau ditetapkan Tuhan (God's decree) atau intervensi Tuhan atau hukum alam (natural law) yang Dia ciptakan atau kebebasan manusia (man's freewill) ataupun campur tangan iblis (satanic influence). Di dalam kehidupan kita yang penuh rintangan jangan sekali-kali kita berpikir seperti orang yang belum mengenal Tuhan. Rintangan-rintangan ada untuk menguji iman kita dan mengingatkan dan BUKAN untuk menjadi fokus kehidupan kita.

Apakah fokus doa kita masih sama dari tahun ke tahun? Bila ya, berarti kita dalam posisi berhenti dan tidak benar-benar sedang mengikut Dia. Bila kita benar-benar sedang mengikut Dia, Dia akan membawa kita masuk ke dalam suatu kebenaran yang sebelumnya kita tidak tahu. 

Ada sebuah istilah Latin "Vox populi, vox dei" yang berarti "suara daripada masyarakat adalah suara Allah" apakah istilah ini benar? Apakah Tuhan yang menggerakan orang-orang untuk menyuarakan sesuatu atau suatu kejadian memang sudah terencana akan terjadi seperti demikian? Ini adalah gejala daripada kehidupan di dalam kronos. Tuhan mengijinkan sesuatu terjadi karena banyak hal dan karena ratusan aspek yang kita tidak mengerti, namun bukan Tuhan dalangnya. Dia ijinkan sesuatu terjadi untuk membuka kesempatan bagi kita untuk mengenal Dia lebih dalam, untuk mengerti pikiranNya lebih sungguh dan untuk membangun relasi erat bersamaNya. 

Berada dimanakah level iman kita? Apakah kita tetap mengikut Dia secara pribadi di dalam krisis? Benarkah kita memikul salib setiap hari? 

Hanya orang-orang yang betul merespon undangan Tuhan tanpa prejudis, itulah orang-orang yang menerima anugerah keselamatanNya. Kepada orang-orang inilah Tuhan mengatakan untuk mengikut Dia. Tuhan tidak menjanjikan hidup yang selalu penuh kenyamanan dan kesenangan, namun di tengah dunia yang berdosa Tuhan menjanjikan "Aku akan besertamu". 

Ibrani 12:2
"Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah."

Berbahagialah kamu dan aku yang menerima undangan Tuhan untuk mengikutNya.
Soli Deo gloria.

Wednesday, February 1, 2017

Sunday Service: "Pertobatan: Permulaan Hidup yang Baru" - G.I. Yuzo Adhinata - 08012017

Markus 1:1-5,14-15
Yohanes 21:15-19 

Meninggalkan kehidupan lama untuk mengikut Yesus tidak semudah meninggalkan 'jala', membutuhkan kekuatan yang bukan dari diri sendiri. 

Paulus berkata dalam 2 korintus, perubahan yang baru sudah datang. Ketika Yesus mengatakan bertobatlah, Tuhan pun bermaksud kita mengalami perubahan sejati - true repentance.

Pertobatan antara Petrus dan Yudas, kedua-duanya dipanggil Tuhan dan keduanya adalah orang yang berdosa. Keduanya menyangkal Tuhan dalam caranya masing-masing. Keduanya menyesal dan menangis. Namun keduanya tidak mengalami pertobatan yang sama. Petrus mengalami pertobatan sejati, bukan untuk dan dari dirinya sendiri tapi ada Kristus didalamnya. Sedangkan Yudas tidak datang kepada Tuhan tetapi mengikuti kata hati diri sendiri. Yudas mengikuti emosi sendiri, bertanya kepada diri sendiri dan hanya mendengarkan diri sendiri. 


“Every saint has a past, and every sinner has a future.”

― Oscar Wilde


Yudas tidak akan mempunyai masa depan karena dia tidak mempunyai perubahan yang substansial dalam hidupnya. Lantas perubahan apa yang diinginkan Tuhan? What is a true repentance?

Ciri dari pertobatan sejati:
  • Perubahan yang nyata > tidak bersifat superficial! But from the roots! Menyangkal diri dan memikul Salib. Salib merupakan kebodohan bagi dunia, karena kita dianggap melepaskan kehidupan kita untuk suatu janji yang belum pasti atau kelihatan dengan mata. This change cannot be superficial but you must make your life revolves around Jesus, the focus of ur life must be HIM! Perubahan itu dari Dia, oleh Dia dan segala kemuliaan untuk Dia! 

Pengikut Kristus tidak cukup menjadi seorang penggemar (fan). Walaupun seorang fan memiliki pengorbanannya sendiri (rela menunggu berjam-jam untuk idolanya) namun Tuhan datang untuk orang-orang yang mau mengalami perubahan seumur hidup bukan musiman. Pada saat krisis terjadi maka akan terlihat dimana posisi iman kita, mengikuti ego diri (sesuai kenyamanan dan keuntungan) atau menyangkal diri dan mengikut Kristus?

Perubahan sejati mencakup perubahan yang radikal. Yang tadinya forgiving sama dosa, jadi membenci dosa. 


“For true conversion doth not consist in putting away great and outward sins only, but in descending deeply into your own self, searching into the inmost recesses of the heart, the secrets and closets, all the windings and turnings thereof; changing and renewing them throughout, with the grace that is given you: and so, by faith, you are converted from self-love to Divine love; from the world and all worldly concupiscences, to a spiritual and heavenly life; and from a participation of the pomps and pleasures thereof, to participating the merits and virtues of Christ, by believing his word, and walking in his steps.” 




Perubahan itu tidak hanya ditandai dari kita menghindari dosa-dosa, apabila kita hanya perlu berhenti melakukan dosa maka Kristus tidak perlu datang ke dunia. Tapi perubahan itu harus mencapai jiwa dan roh kita. Perubahan dari dalam dimana kita semakin mencintai Tuhan dan hal-hal yang Dia cintai.

Ketika kita bertobat Tuhan ingin kita memilih diri kita atau Tuhan. Seorang penggemar tidak memiliki pusat kehidupan kepada Tuhan namun untuk kesenangan diri. 

  • pertobatan harus dari seluruh aspek kehidupan. Mengubah cara kita berpikir. Kita bukan hanya sadar yang kita lakukan itu salah dan dosa namun kita mau bangun dan berubah. Tuhan menyediakan pengampunan tapi apakah kita mau menjadi seperti Petrus yang menerima tangan Tuhan yang terulur atau kita hanya terpaku dengan pemikiran diri sendiri bahwa pendosa seperti kita tidak mungkin terselamatkan seperti Yudas?

Peran kasih dalam pertobatan, bukan hanya sentimental romantisme, kasih juga kita ketahui, kita rasakan , dan dapat memotivasi kita. Tujuan Tuhan datang kepada kita bukan untuk membinasakan tapi menyelamatkan kita, out of His great love. Tuhanlah yang mengasihi kita terlebih dulu. Ketika kita jatuh dalam dosa yang sama berulang kali, Tuhan tidak menghakimi kita dan mengatakan strategi kita melawan dosa kurang baik. Tapi Tuhan akan bertanya dan mengingatkan kita "do you love me?"

  • pertobatan tidak instan! Bukan hanya sekali jadi. Petrus menyangkal Tuhan 3x dan Tuhan merestorasinya 3x. Apabila kita mau bertobat dan kembali kepada Tuhan seperti Petrus,  sekalipun dosa kita merah seperti kirmizi, Tuhan akan menghapusnya hingga putih seperti salju. Namun ini bukan ijin untuk kita bisa berbuat dosa seenaknya. When we love Him, we have to understand how much God hates sin. Kita tidak mungkin melakukan sesuatu yang dibenci oleh orang yang kita kasihi bukan? 

Come to God, confess what sins you have done, ask God to change you and take control of your life, but in order for God to take the wheel, we need submit to His sovereignity. There must be no doubt when giving Him the control, but this is an action easier said than done because selfishness and arrogance are in our nature. This is why we need to rely solely in His power and never in ours! Remember, the moment we feel strong is actually our moment of weakness! We have to keep our ego in check. Do a reality check on our faith daily

Mazmur 139:23-24
"Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!"

Evil will take any moment of weakness that we have to return us to sin.

1 Petrus 5:8
"Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya."